MAKALAH
BUDIDAYA TANAMAN KAKAO
(Theobroma cacao
L.)
DISUSUN
OLEH :
NAMA : SANDI SANDJAYA
STAMBUK : 0822100022
JURUSAN : AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
TAHUN
AKADEMIK
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Tanaman kakao berasal
dari Amerika Selatan. Dengan tempat tumbuhnya di hutan hujan tropis, tanaman
kakao telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat selama 2000 tahun. Nama
latin tanaman kakao adalah Theobroma Cacao yang berarti makanan untuk
Tuhan.
Masyarakat Aztec dan
Mayans di Amerika Tengah telah membudidayakan tanaman kakao sejak lama, yaitu
sebelum kedatangan orang-orang Eropa. Orang-orang Indian Mesoamerikalah yang
pertama kali menciptakan minuman dari serbuk coklat yang dicampur dengan air
dan kemudian diberi perasa seperti: merica, vanili, dan rempah-rempah lainnya.
Minuman ini merupakan minuman spesial yang biasanya dipersembahkan untuk
pemerintahan Mayan dan untuk upacara-upacara spesial.
Masyarakat Mayan menggunakan biji kakao sebagai
mata uang (sebagai alat pembayaran). Pada abad ke-16 sesuai riwayat orang
Spanyol seekor kelinci seharga 10 buah kakao dan seekor anak keledai seharga 50
buah kakao.
Masyarakat Spanyol belajar tentang kakao dari
masyarakat Indian Aztec pada tahun 1500-an dan mereka kembali ke Eropa dengan
membawa makanan baru yang menggoda ini. Di Spanyo, kakao adalah minuman yang
dipersembahkan hanya untuk raja. Mereka meminumnya selagi masih panas dengan
diberi rasa gula dan madu. Secara perlahan tetapi pasti kakao berkembang ke
kerajaan-kerajaan di Eropa dan pada abad ke-17 kakao menjadi persembahan khusus
untuk masyarakat kelas atas.
1.2 Klasifikasi
Tanaman Kakao
Kerajaan/Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma
cacao L.
BAB II
SYARAT
TUMBUH
2.1 Syarat
Pertumbuhan
2.1.1 Iklim
1). Curah
hujan.
Ø Curah hujan pertnaman kakao di Indonesia berkisar antara 1800 –
3000 mm pertahun dan merata sepajang tahun.
Ø Tanaman kakao masih bisa hidup pada musim kering yang berlangsung
2 bulan.
2).
Kelembapan udara
Kelembapan
udara relatif yang dikehendaki tanaman kakao adalah 80 – 90 % 3). Angin
Angin kencang dapat
mengakibatkan kerusakan mekanis pada tanaman kakao serta menurunkan kelembapan
relatif udara .
Pengaruh angin kering pada pertanaman kakao di dekat pantai
mengakibatkan matinya jaringan sel daun pada bagian tepi.
4).
Intensitas cahaya
Intensitas cahaya matahari
diatur dengan adanya pohon pelindung. Intensitas cahaya matahari akan mengatur
perbungaan tanaman kakao.
5).
Suhu
Suhu
yang dikehendaki berkisar antara 24o C dan 28o C tiap
harinya. Suhu di atas 30o C dibawah naungan sering menimbulkan terlalu
banyak pertumbuhan vegetatif.
2.1.2
Media Tanam
Tanaman
coklat menghendaki tanah dengan sifat – sifat berikut :
Ø Mudah meresap air.
Ø Drajat kemiringan 0 – 40 %
Ø Kedalaman efektif minimal 90 cm.
Ø Tidak mempunyai lapisan padas yang dangkal.
Ø pH 5 – 7
Ø Mengandung banyak humus.
2.1.3
Ketinggian Tempat
Tanaman coklat akan
baik tumbuhnya di daerah yang mempunyai ketinggian 0 – 500 m dari permukaan
laut. Dapat pulah dibudidayakan sampai ketinggian tempat 800 m dari permukaan
laut.
2.2 Pembibitan
2.2.1 Bibit coklat
Bibit
coklat bisa diperoleh dengan 2 cara yaitu :
1)
Melalui
perbanyakan generatif ( biji ).
2)
Melalui
perbanyakan vegetatif ( okulasi, enten, atau stek ).
2.2.2 Persemaian
1)
Persemaian pendahuluan
Persemaian pendahuluan berfungsi untuk mengecambahkan biji sebelum
dipindahkan ke persemaian pemeliharaan.
Persemaian pendahuluan dapat dibuat dari peti yang berisi pasir
steril/serbuk gergaji steril (yang sudah direbus) atau karung goni steril. Biji
– biji yang dikecambahkan disusun rapat ,tetapi jangan sampai bersentuhan.
2) Persemaian
pemeliharaan
Persemaian pemeliharaan adalah tempat menampung dan memelihara
kecambah dari persemaian pendahuluan.
Ø Bentuk persemaian pemeliharaan :
Bentuk
keranjang / plastic
Keranjang
/ plastic ini mempunyai ukuran tinggi 35 – 40 cm dengan garis tengah 15 cm dan
di misi tanah, pasir, kompos, pupuk kandang, dengan perbandingan 4 : 1 : 1 : 1
.
Kadang
– kadang campuran ini sedikit diberi kapur.
Setiap
keranjang / plastic diisi satu kecambah dengan membenamkan sedalam jari
telunjuk , lalu ditutup dengan tanah.
Keranjang
/ plastik yang sudah diberi tanaman disusun diatas rak dengan jarak 40 cm,
tinggi rak 25 cm dari atas tanah dan dibuat tempat yang teduh atau dibuat
larikan – larikan pohon petai cina dan turi yang mempunyai jarak tanam 3 – 4 m.
Selain itu perlu di beri atap setinggi 2 m yang dibuat dari daun kelapa, alaang
– alang dsb.Atap ini berangsur – angsur
dikurangi.
Ø Perawatan persemaian pemeliharaan dalam keranjang / plastik
meliputi :
1.
Menyiram
minimal 1 kali sehari.
2.
Setiap 10
hari diberipupuk urea 1,4 gr. untuk tiap keranjang / plastik.
3.
Pemberantasan
hama.
Penyakit
yang sering menyerang pada pembibitan adalah GLOESPORIUM. Pemberantasan
dilakukan dengan Dithane m-45 dengan dosis 0,1 – 0,2 % rotasi 2 minggu.
2.3 Pengolahan Media Tanam
2.3.1
Persiapan
Lahan perkebunan coklat/kakao dapat berasal dari hutan asli,
hutan sekunder, tegalan, bekas tanaman perkebunan atau pekarangan. Lahan yang
miring harus dibuat teras-teras agar tidak terjadi erosi. Areal dengan
kemiringan 25-60% harus dibuat teras individu.
2.3.2 Pembukaan Lahan
Cara penyiapan lahan
dapat dengan cara pemberihan selektif dan pembersihan total. Alang-alang di
tanah tegalan harus dibersihkan/dimusnahkan supaya tanaman kakao dan pohon
naungan dapat tumbuh baik. Untuk memperlancar pembuangan air, saluran drainase
yang secara alami telah ada harus dipertahankan dan berfungsi sebagai saluran
primer. Saluran sekunder dan tersier dibangun sesuai dengan keadaan lapangan.
2.3.3 Pengapuran
Tanah-tanah dengan pH di bawah 5 perlu diberi kapur berupa
batu kapur sebanyak 2 ton/ha atau kapur tembok sebanyak 1.500 kg/ha.
2.3.4 Pemupukan
Pemupukan sebelum bibit
ditanam dapat dilakukan guna untuk merangsang pertumbuhan bibit cokelat.
Lubang-lubang tersebut perlu diberi pupuk dengan pupuk Agrophos sebanyak 300
gram/lubang atau pupuk urea sebanyak 200 gram/lubang, pupuk TSP sebanyak 100
gram/lubang. Pupuk-pupuk tersebut diberikan 2 (dua) minggu sebelum penanaman
bibit cokelat, kemudian lubang tersebut ditutup kembali dengan tanah atas yang
dicampur dengan pupuk kandang/kompos.
2.4 Teknik
Penanaman
2.4.1 Hubungan
Tanaman Dan Jarak Tanam
Hubungan tanam yang biasa dipakai untuk tanaman coklat adalah
hubungan segi empat dengan jarak tanam 4 m x 4 m atau 5 m x 5 m .
Kadang – kadang dipakai juga hubungan pagar yaitu dengan jarak
antara barisan tanam 4 m dan jarak tanam di dalam barisan 2 m. jarak tanam 4 m
x 2 m ini memberikan hasil lebih tinggi di bandingkan jarak tanam 4 m x 4 m dengan
hubungan segi empat.
2.4.2
Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat beberapa bulan sebelum masa tanam. Ukuran
lubang tanam adalah 60 x 60 x 60 cm.
Pemupukan
lubang tanam dilakukan dengan memberikan pupuk agrophos 0,3 kg perlubang
tanaman dan dilakukan 2 minggu sebelum masa tanam. Kemudian lubang tersebut
ditutup kembali.
2.4.3
Menanam Pohon Pelindung
Tanaman coklat dikebun memerlukan pelindung sementara dan
pelindung tetap. Pelindung sementara akan memberikan perlindungan secukupnya
pada waktu bibit ditanamkan. Sedang pelindung tetap akan memberikan
perlindungan kepada coklat dengan intensitas sedang.
Perlindugan
sementara terdiri atas :
1)
Theprosia
candida
Theprosia
candda ditanam 2 minggu sebelum penanaman bibit coklat dikebun.Biji – bijinya
disebar menurut barisan sejajar dengan barisan lubang tanam dengan jarak 1 m
dari lubankg tersebut.
2)
Flamengia
congesta
Flamengia
congesta disebar 6 bulan sebelum penanaman coklat dikebun. Penyebarannya berupa barisan sejajar
dengan lubang tanam dengan jarak 2,5 dari lubang. Sebelum disebar biji – biji
dicampur dengan pupuk agrophos dengan perbandingan 1 : 1 setelah 3 tahun
flamengia sp ini dibongkar.
3)
Perlindungan
atap atau daun – daun yaitu bila pelindung berupa tanaman hidup tidak diadakan.
Perlindungan
tetap terdiri atas berbagai jenis tanaman misalnya :
1)
Albizzia
yang ditanam dalam bentuk stump tinggi berumur 1 tahun. Penanamannya dilakukan
2 minggu sebelum coklat ditanam dengan jarak tanam 4 m x 4 m.
2)
Leucaena
sp.yang ditanam dari bibit yang telah disemai 6 bulan sebelumnya dengan waktu
penanaman bersamaan dengan flamengia sp. Jarak tanam Leucaena sp.adalah 3,5 m x
5 m. pada umur Leucaena 1 tahun dilakukan okulasi dengan L. glauca digunakan
sebagai batang bawah, sedang L.glabrata sebagai batang atas.
2.4.4
Cara Penanaman
Lubang tanam dibuka kembali sebesar tanah putaran atau besarnya
keranjang / plastik dari bibit sebelum penanaman dilakukan.
Sebelum
bibit ditanam, bagi bibit keranjang atau kantong plastik, kranjang atau
plastiknya harus dilepas terlebih dahulu dengan cara :
Ø Mula – mula alas keranjang / kantong plastik digunting.
Ø Lalu bibit dimasukan ke dalam lubang tanam yang dibuat sebesar
tanah putaran dengan telapak tangan sebagai penumpu alas bibit.
Ø Kemudian dinding keranjang atau kantong plastik digunting dari
atas kebawah.
Ø Sesudah itu keranjang atau plastik ditarik keluar.
Setelah
bibit di tanam sedalam leher akar maka tanah disekitar bibit dipadatkan serta
permukaannya dibuat meninggi menuju leher akar.
BAB III
BUDIDAYA TANAMAN
3.1 Pemeliharaan
Tanaman
3.1.1 Penjarangan dan Penyulaman
Penyulaman dapat dilakukan sampai tanaman berumur 10 tahun.
3.1.2 Penyiangan
Pengendalian gulma dilakukan dengan membabat tanaman pengganggu
sekitar 50 cm dari pangkal batang atau dengan herbisida sebanyak 1,5-2,0
liter/ha yang dicampur dengan 500-600 liter air. Penyiangan yang paling aman
adalah dengan cara mencabut tanaman pengganggu.Tujuan penyiangan/pengendalian
gulma adalah untuk mencegah persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara,
untuk mencegah hama dan penyakit serta gulma yang merambat pada tanaman
cokelat/kakao. Dalam pemberantasan gulma harus dikaukan rutin minimal satu
bulan sekali, yaitu dengan menggunakan cangkul, koret/dicabut dengan
tangan. .
3.1.3 Pemangkasan
Tujuan pemangkasan adalah untuk menjaga/pencegahan serangan hama
atau penyakit, membentuk pohon, memelihara tanaman dan untuk memacu produksi.
a) Pemangkasan bentuk1. Fase muda.
Dilakukan pada saat tanaman berumur 8-12 bulan dengan membuang cabang yang
lemah dan mempertahankan 3-4 cabang yang letaknya merata ke segala arah untuk
membentuk jorquette (percabangan)2. Fase remaja. Dilakukan pada
saat tanaman berumur 18-24 bulan dengan membuang cabang primer sejauh 30-60 cm
dari jorquette (percabangan)
b) Pemangkasan pemeliharaan.Membuang tunas yang tidak
diinginkan, cabang kering, cabang melintang dan ranting yang menyebabkan
tanaman terlalu rimbun.
c) Pemangkasan produksi. Bertujuan untuk mendorong
tanaman agar memiliki kemampuan berproduksi secara maksimal. Pemangkasan ini
dilakukan untuk mengurangi kelebatan daun.
3.1.4 Pemupukan
Dosis pemupukan tanaman
yang belum berproduksi (gram/tanaman):
a) Umur 2
bulan: ZA=50 gram/pohon.
b) Umur 6 bulan: ZA=75 gram/pohon;
TSP=50 gram/pohon; KCl=30 gram/pohon; Kleserit=25 gram/pohon
c) Umur 12
bulan: ZA=100 gram/pohon
d) Umur 18 bulan: ZA=150 gram/pohon; TSP=100
gram/pohon; KCl=70 gram/pohon; Kleserit=50 gram/pohon
e) Umur 24 bulan: ZA=200 gram/pohon Dosis
pemupukan tanaman berproduksi (gram/tanaman):a) Umur 3 tahun: ZA =
2 x 100 gram/pohon, Urea = 2 x 50 gram/pohon, TSP = 2 x 50 gram/pohon, KCl = 2
x 50 gram/pohon.b) Umur 4 tahun: ZA = 2 x 100 gram/pohon, Urea = 2
x 100 gram/pohon, TSP = 2 x 100 gram/pohon, KCl = 2 x 100 gram/pohon.c)
> 5 tahun: ZA = 2 x 250 gram/pohon, Urea = 2 x 125 gram/pohon, TSP= 2 x 125
gram/pohon, KCl = 2 x 125 gram/pohon. Pemupukan dilakukan dengan membuat
alur sedalam 10 cm di sekeliling batang kakao dengan diameter kira-kira ½
tajuk. Waktu pemupukan di awal musim hujan dan akhir musim hujan.
3.1.5 Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan pestisida dilakukan dengan dua tahapan, pertama
bersifat untuk pencegahan sebelum diketahui ada hama yang benar-benar
menyerang. Kadar dan jenis pestisida disesuaikan. Penyemprotan tahapan
kedua adalah usaha pemberantasan hama, selain jenis juga kadarnya
ditingkatkan. Misal untuk pemberantasan digunakan insektisida berbahan aktif
seperti Dekametrin (Decis 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Sipermetrin
(Cymbush 5 EC), Metomil Nudrin 24 WSC/Lannate 20 L) dan Fenitron
(Karbation 50 EC).
3.1.6 Penyerbukan Buatan
Dari bunga yang muncul hanya 5% yang akan menjadi buah,
peningkatan persentase pembuahan dapat dilakukan dengan penyerbukan
buatan. Bagian bunga yang mekar digosok denga bunga jantan yang telah
dipetik sebelumnya, kemudian bunga ditutup dengan sungkup. Penggosokan
dilakukan dengan jari tangan.
3.1.7 Rehabilitasi Tanaman Dewasa
Tanaman dewasa yang produktivitasnya mulai menurun tidak
diremajakan (ditebang untuk diganti tanaman baru), tetapi direhabilitasi dengan
cara okulasi tanaman dewasa dan sambung samping tanaman dewasa. Cara yang
kedua lebih unggul karena peremajaan dapat dilakukan dalam waktu yang lebih
singkat, murah dan lebih cepat berproduksi. Entres (bahan sambungan) diambil
dari kebun entres atau produksi yang telah diseleksi, berupa cabang berwarna
hijau, hijau kekakaoan atau kakao, diameter 0,75-1,50 cm dan panjang 40-50 cm.
Sambungan dapat dibuka setelah 3-4 minggu.
3.2 Penyiraman
Penyiraman tanaman cokelat yang tumbuh dengan kondisi tanah yang
baik dan berpohon pelindung, tidak perlu banyak memerlukan air. Air yang
berlebihan menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat lembab. Penyiraman pohon
cokelat dilakukan pada tanaman muda terutama tanaman yang tak diberi pohon pelindung.
BAB IV
HAMA DAN
PENYAKIT
4.1
Hama
4.1.1 Penggerek cabang (Zeuzera coffeae)
Bagian yang diserang adalah cabang berdiameter
3-5 cm.
Gejala: cabang mati atau mudah patah.
Pengendalian:
membuang cabang yang terserang, kemudian dengan predator alami: jamur Beauveria
bassiana.
4.1.2 Kepik penghisap buah kakao (Helopeltis sp.)
Bagian yang diserang buah dan daun muda, kuncup
bunga.
Gejala: bercak kakao kehitaman berbentuk cekung
berukuran 3-4 mm. Pengendalian: membuang bagian yang terserang.
Predator: belalang sembah, kepik predator. Selain itu gunakan insektisida
Baytroid 50EC, Lannate 25 WP, Sumithion 50 EC, Leboycid 50 EC, Orthene 75
SP.
4.1.3 Penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella
atau Cocoa Mot.)
Bagian yang diserang adalah buah kakao.
Gejala: daging buah busuk.
Pengendalian:
membuang dan mengubur buah sisa panen dengan serempak, menutupi buah dengan
kantung plastik dengan lubang di bagian bawah.
4.1.4 Kutu
putih (Planococcus citri.)
Bagian yang diserang adalah tunas, bunga, calon
buah.
Gejala:
timbul tunas tumbuh tidak normal (bengkok). Selain itu terlihat pertumbuhan
bunga dan calon buah tidak normal.
Pengendalian: gunakan insektisida berbahan aktif
monokrotofas, fosfamidon, karbaril.
4.1.5 Ulat kantong (Clania sp., Mahasena sp.)
Bagian yang diserang adalah daun dan tunas.
Gejala: tanaman gundul dan kematian pucuk.
Pengendalian:
dengan parasit Exoresta uadrimaculata, Tricholyga psychidarum .
Selain itu gunakan insektisida racun perut, Dipterex dan Thuricide.
4.1.6 Kutu jengkal (Hyposidra talaca.)
Bagian yang diserang adalah daun (muda dan tua).
Gejala: habisnya helaian daun, tinggal tulang daun
saja.
Pengendalian:
gunakan insektisida Ambush 2 EC, Sherpa 5 EC (0,15-0,2%).
4.2 Penyakit
4.2.1 Busuk buah hitam
Penyebab: Phytopthora palmivora . Bagian yang
diserang adalah buah.
Gejala: bercak kakao di titik pertemuan tangkai buah
dan buah atau ujung buah. Gejala pada serangan berat adalah buah diliputi
miselium abu-abu keputihan. Pengendalian: dengan cara buah yang
sakit diambil, kurangi kelembaban kebun dengan cara pemangkasan. Selain
itu gunakan insektisida dengan bahan aktif Cu: Cupravit 0,3% atau Cobox 0,3%
atau insektisida bahan aktif Mankozeb: Dithane M-45 dan Manzate 200 0,3% dengan
interval 2 minggu.
4.2.2 Kanker batang
Penyebab: Phytopthora pal-mivora. Bagian yang
diserang adalah batang.
Gejala:
bercak basah berwarna tua pada kulit batang atau cabang, keluarnya cairan dari
batang atau cabang yang akan mengering dan mengeras.
Pengendalian: buah yang sakit diambil, kurangi kelembaban
kebun dengan cara pemangkasan. Selain itu gunakan fungisida dengan bahan
aktif Cu: Cupravit 0,3% atau Cobox 0,3%. atau ungisida bahan aktif Mankozeb:
Dithane M-45 dan Manzate 200 0,3% dengan interval 2 minggu. Keroklah bagian
yang sakit dan mengolesinya dengan ter/fungisida.
4.2.3 Busuk buah diplodia
Penyebab: Botrydiplodia theobramae (jamur).
Bagian yang diserang buah.
Gejala:
bercak kekakaoan pada buah, lalu buah menghitam menyeluruh . Pengendalian:
cegah timbulnya luka, buah yang sakit dibuang. Kemudian gunakan fungisida
dengan bahan aktif Cu: Vitigran Blue, Trimiltox Forte, Cupravit OB pada
konsentrasi 0,3%.
4.2.4 Vascular Steak Dieback (VSD)
Penyebab: Oncobasidium theobromae (jamur). Bagian
yang diserang adalah daun, ranting/cabang.
Gejala: bintik-bintik kecil hijau pada daun terinfeksi
dan terbentuk tiga bintik kekakaoan, kulit ranting/cabang kasar, pucuk mati
(dieback).
Pengendalian: gunakan bibit bebas VSD, perhatikan anitasi
tanaman, kurangi kelembaban, tingkatkan intensitas cahaya matahari dan perbaiki
drainase dan pemupukan.
4.2.5 Bercak daun, mati ranting dan busuk buah
Penyebab: Colletorichum sp. (jamur). Bagian yang
diserang adalah daun, ranting, buah.
Gejala: bercak nekrotik pada daun, daun gugur, pucuk
mati, buah muda keriput kering (busuk kering).
Pengendalian: peningkatan sanitasi, memotong ranting dan
buah yang terserang, pemupukan berimbang dan perbaikan drainase. Kemudian
gunakan fungisida sistemik Karbendazim 0,5% dengan interval 10
hari.
4.2.6 Busuk buah monilia
Penyebab: Monilia roreri (jamur). Bagian yang
diserang buah muda.
Gejala: benjolan dan warna belang pada buah berukuran
8-10 cm, penumpukan lendir di dalam rongga buah, dinding buah mengeras.
Pengendalian:
menurunkan kelembaban udara dan tanah, membuang buah rusak. Kemudian gunakan
fungisida dengan bahan aktif Cu: Cobox 0,3%, Cupravit 0,3 % selama 3-4
minggu.
4.2.7 Penyakit akar
Penyebab: Rosellinia arcuata R bumnodes, Rigidoporus
liginosus, Ganoderma pseudoerrum, Fomes lamaoensis (jamur). Bagian yang
diserang adalah akar.
Gejala: daun menguning dan layu, pada leher
akar/pangkal batang terdapat miselium. Pengendalian: pembuatan
parit isolasi di sekitar tanaman terserang, pemusnahan tanaman sakit. Kemudian
oleskan fungisida pada permukaan akar yang lapisan miseliumnya telah dibuang.
Fungisida dengan bahan aktif PNCB: Fomac 2, Ingro Pasta, Shell Collar
Protectant, Calixin Cp.
BAB V
PANEN DAN PASCA PANEN
5.1 Panen
5.1.1
Ciri dan Umur
Panen
Buah cokelat/kakao bisa dipenen apabila perubahan warna
kulit dan setelah fase pembuahan sampai menjadi buah dan matang ± usia 5 bulan.
Ciri-ciri buah akan dipanen adalah warna kuning pada alur buah; warna kuning
pada alur buah dan punggung alur buah; warna kuning pada seluruh permukaan buah
dan warna kuning tua pada seluruh permukaan buah. Kakao masak pohon
dicirikan dengan perubahan warna buah:a) Warna buah sebelum masak
hijau, setelah masak alur buah menjadi kuning.b) Warna buah sebelum
masak merah tua, warna buah setelah masak merah muda, jingga, kuning. Buah
akan masak pada waktu 5,5 bulan (di dataran rendah) atau 6 bulan (di dataran
tinggi) setelah penyerbukan. Pemetikan buah dilakukan pada buah yang tepat
masak. Kadar gula buah kurang masak rendah sehingga hasil fermentasi kurang
baik, sebaliknya pada buah yang terlalu masak, biji seringkali telah
berkecambah, pulp mengering dan aroma berkurang.
5.1.2 Cara Panen
Untuk memanen cokelat
digunakan pisau tajam. Bila letak buah tinggi, pisau disambung dengan bambu.
Cara pemetikannya, jangan sampai melukai batang yang ditumbuhi buah. Pemetikan
cokelat hendaknya dilakukan hanya dengan memotong tangkai buah tepat
dibatang/cabang yang ditumbuhi buah. Hal tersebut agar tidak menghalangi
pembungaan pada periode berikutnya. Pemetikan berada di bawah pengawasan
mandor. Setiap mandor mengawasi 20 orang per hari. Seorang pemetik dapat
memetik buah kakao sebanyak 1.500 buah per hari. Buah matang dengan
kepadatan cukup tinggi dipanen dengan sistem 6/7 artinya buah di areal tersebut
dipetik enam hari dalam 7 hari. Jika kepadatan buah matang rendah, dipanen
dengan sistem 7/14.
5.1.3 Periode
Panen
Panen dilakukan 7-14 hari sekali. Selama panen jangan
melukai batang/cabang yang ditumbuhi buah karena bunga tidak dapat tumbuh labi
di tempat tersebut pada periode berbunga selanjutnya.
5.1.4 Prakiraan Produksi
Tanaman kakao mencapai produksi maksimal pada umur 5-13 tahun.
Produksi per hektar dalam satu tahun adalah 1.000 kg biji kakao kering.
5.2 Pascapanen
5.2.1
Pengumpulan
Buah yang telah dipanen
biasanya dikumpulkan pada tempat tertentu dan dikelompokkan menurut kelas
kematangan. Pemecahan kulit dilaksanakan dengan menggunakan kayu bulat yang
keras.
5.2.2
Penyortiran/pengelompokkan
Biji kakao kering
dibersihkan dari kotoran dan dikelompokkan berdasarkan mutunya:a)
Mutu A: dalam 100 gram biji terdapat 90-100 butir bijib) Mutu B:
dalam 100 gram biji terdapat 100-110 butir bijic) Mutu C: dalam 100
gram biji terdapat 110-120 butir biji.
5.2.3
Penyimpanan
Biji kakao basah diperam (difermentasi) selama 6 hari di dalam
kotak kayu tebal yang dilapisi aluminium dan bagian bawahnya diberi
lubang-lubang kecil dengan cara sebagai berikut:a) Tumpukkan biji
di dalam kotak dengan tinggi tumpukan tidak lebih dari 75.b) Tutup
dengan karung goni atau daun pisang.c) Aduk-aduk biji secara
periodik (1 x 24 jam) agar suhu naik sampai 50 derajat C.
5.2.4
Pengemasan dan Pengangkutan
Biji-biji cokelat yang
sudah kering dapat dimasukan dalam karung goni. Tiap goni diisi 60 kilogram
biji cokelat kering. kemudian karung-karung yang berisi biji cokelat kering
tersebut disimpan dalam gudang yang bersih, kering dan berfentilasi yang baik.
Sebaiknya biji cokelat tersebut sudah segera bisa dijual dan diangkut dengan
menggunakan truk dan sebagainya. Penyimpanan di gudang, sebaiknya tidak lebih
dari 6 bulan, dan setiap tiga bulan harus diperiksa untuk melihat ada tidaknya
jamur atau hama yang menyerang biji cokelat.